AKSI
NYATA 3.3
PENGELOLAAN
PROGRAM YANG BERDAMPAK PADA MURID
MADINGKU
SEDANEPU
(Majalah
DindingKu SD Negeri Pungkuran)
Rofiana,
S.Pd.
CGP
Angkatan 3
SD
Negeri Pungkuran Kab. Bantul DIY
Peristiwa
(Fact)
Latar
Belakang
Literasi merupakan modal dan kemampuan yang
sangat penting dalam memperlancar kegiatan dan proses pembelajaran di sekolah. Kemampuan
membaca dan menulis haruslah dibiasakan. Adakalanya murid “dipaksa” untuk membaca langsung dari sumbernya,
sehingga pengetahuan siswa bertambah dengan sendirinya. Selain itu siswa
dilatih ketrampilan dalam bidang menulis yang akan berguna dalam mengerjakan
tugas-tugas disekolah.
Saat ini kemampuan literasi murid kelas 5
SD Negeri Pungkuran perlu ditingkatkan. Berdasarkan observasi yang sudah
dilakukan masih terdapat beberapa murid yang belum bisa memahami bacaan serta
masih ada beberapa muird yang juga belum terampil menulis. Sebagian besar murid
juga belum bisa berkomunikasi secara kreatif dalam bentuk verbal maupun tulisan
dengan menampilkan karya. Tentu hal ini menjadi tantangan bagi guru untuk meningkatkan
kemampuan literasi dengan kegiatan yang berbeda dan menyenangkan. Salah satu
cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan literasi murid yakni dengan
pembuatan majalah dinding (mading).
Adanya mading dapat digunakan sebagai
sarana menampilkan karya siswa yang merupakan bagian dari kemampuan literasi
yakni berkomunikasi secara kreatif baik secara verbal maupun tulisan. majalah
dinding adalah majalah yang dipasang di dinding, dengan prisip yang tercermin
lewat penyajiannya yang berwujud tulisan, gambar atau kombinasi keduanya.
Untuk mewujudkan peningkatan kemampuan literasi tersebut guru merusmuskan program “Madingku Sedanepu” Program ini merupakan kegiatan kokurikuler yang berisi penguatan karakter serta peningkatan kemampuan literasi. Program ini juga dapat mengembangkan siswa berprofil Pelajar Pancasila. Adapun tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan kemamapuan literasi dan juga harapannya dapat mengembangkan siswa berwatak profil Pelajar Pancasila.
Yang
dilakukan pada Aksi Nyata dan alasan mengapa melaksanakan aksi tersebut?
Aksi
Nyata yang dilakukan dengan menyusun pengelolaan program yang berdampak pada
murid dengan merumuskan program “Madingku Sedanepu” adalah untuk meningkatkan
kemampuan literasi siswa kelas 5 SD Negeri Pungkuran yang dianggap belum
maksimal.
Program Madingku Sedanepu
dilaksanakan karena beberapa pertimbangan yakni :
- Program ini dapat meningkatkan
kemampuan literasi murid
- Menambah wawasan murid dalam hal
literasi
- Memberikan pengalaman belajar
yang berbeda
- Program ini dapat melatih muird
dalam gotong royong, mandiri, kreatif, inovatif, berkebhinekaan global
- Mengembangkan potensi dan minat pada murid
Hasil
Aksi Nyata
Dalam melaksanakan aksi nyata ini ada beberapa
tahapan yang telah dilaksanakan. Guru juga mmepertimbangkan suara/voice, pilihan/choice
serta kepemilikan/ownership dari murid. Tahapan yang telah dilaksanakan dalam
aksi nyata ini adalah:
·
Guru berkoordinasi dengan kepala sekolah dan
juga rekan sejawat
· Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk menyampaikan pendapat/curah pendapat, menggali ide dan memberikan pilihan
kepada siswa tentang kegiatan pembuatan mading
·
Muird berpendapat seperti apa desain
mading yang akan dibuat dan apa saja yang akan ditampilkan.
·
Murid menentukan pekaksanaan pembuatan
mading
·
Pembagian tugas dalam pembuatan mading
·
Murid diberikan pilihan karya apa yang
akan ditampilkan di dalam mading
·
Murid diberikan pilihan desain dalam
pembuatan mading
·
Murid diberikan pilihan bahan yang
digunakan dalam pembuatan madding
Berikut
adalah dokumentasi pelaksanaan aksi nyata yang sudah dilaksanakan :
Madingku Sedanepu yang sudah
dilaksanakan akan mampun mengembangkan dan meningkatkan keterampilan literasi
murid. Mading akan menjadi sarana yang berbeda bagi murid untuk berkreasi dan
berinovasi serta menuangkan ide-ide yang mereka miliki. Pengelolaan mading yang
baik dan optimal akan mampu menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan literasi
siswa. Muird tentu akan meningkat semangatnya dalam menghasilkan karya, baik
berupa tulisan ataupun gambar. Mading sebagai pengalaman belajar yang berbeda
yang dialami mereka.
Hasil karya murid yang ditampilkan dapat dilihat, dibaca serta diapresiasi oleh seluruh warga sekolah. Dengan demikian tentu murid akan bangga dengan hasil karya yang sudah ditampilkan. Pengalaman belajar yang berbeda serta rasa bangga inilah yang dapat dijadikan sebagai motivasi bagi murid untuk terus menghasilkan karya. Murid yang memiliki semangat yang tinggi memungkinkan mereka merasa “ketagihan” untuk membuat puisi, pantun, poster, menggambar serta karya tulis yang lain. Dengan menampilkan karya tersebut tentunya akan semakin menumbuhkan keterampilan literasi anak dalam menulis. Selain itu juga berkaitan dengan hal seni.
Perasaan
( Feeling)
Perasaan yang saya rasakan pada saat
merencanakan aksi nyata ini pengelolaan program yang berdampak pada murid “MadingKu
Sedanepu” merasa tertantang karena program ini harus mempertimbangkan aspek
suara/voice, pilihan/choice serta kepemilikan/ownership. Ketiganya harus
seiring sejalan. Selain itu program ini juga akan memberi dampak langsung pada
murid yakni adanya peningkatan kemampuan litearsi serta mengembangkan sikap gotong
royong, mandiri, kreatif, inovatif, berkebhinekaan.
Perasaan yang saya rasakan saat program ini terlaksana adalah sperasaan senang, bahagia dan juga lega serta optimis dengan terlaksananya program yang sudah dirumuskan. Terlaksananya program yang berdampak pada murid ini juga tidak terlepas dari kolaborasi asest manusia (kepala sekolah, guru, murid, wali murid), asset sarpras dan juga aspek finansial. Dengan adanya kolaborasi yang baik tersbeut membuat saya pun bertambah antusias untuk membangun keberlanjutan program ini setelah selesai terlaksana.
Pembelajaran
(Finding)
Pembelajaran yang dapat saya ambil dari
kegiatan aksi nyata ini adalah adalah terwujudnya program yang berdampak pada
murid yang mendorong kepemimpinan pada murid dalam hal peningkatan literasi serta
akan semakin menggali bakat dna minat murid yang dapat melatih kreativitas
serta inovasi dalam menciptakan karya. Program ini juga akan mengembangkan
sikap gotong royong, mandiri, kreatif, inovatif, berkebhinekaan. Kolaborasi antar
murid dalam menampilkan mading tentu harus
ditingkatkan terus. Murid yang berani menampilkan karya tentu akan menumbuhkan semangat
dan termoyivasi menghasilkan karya yang lain. Saya berharap bahwa program ini
akan bisa mewujudkan murid berprofil
pelajar pancasila.
Dari aksi nyata ini saya juga banyak mendapatkan pelajaran penting, yakni dengan menerapkan tahapan BAGJA. Bagaimana saya harus menyusun dan mengelola sebuah program yang berdampak pada murid dengan pemetaan aset model BAGJA. Selain itu kolaborasi berbagai asset yang dimiliki sekolah sangat mendukung terlaksananya program yang berdampak pada murid.
Penerapan
ke Depan (Future)
Rencana perbaikan ke depan yang akan saya lakukan
yakni membangun keberlanjutan program mading ini dan juga mengadakan jadwal perubahan
karya yang ditampilkan pada madding agar tidak menimbulkan kejenuhan. Jadwal
perubahan tersebut dapat dilakukan setiap dua minggu sampai sebulan sekali
sekali atau kondisional. Isi/tema pada mading mangalami pergantian tentu akan
menarik minat muird untuk berkreasi dna berinovasi dalam berkarya. Selain itu murid
juga akan selalu membaca hasil karya yang ditampilkan di mading. Murid yang
meluangkan waktunya untuk melihat dan menikmati hasil karya yang dipajang di madding
ini mereka secara tidak disadari melakukan kegiatan literasi membaca secara
rutin yang pada akhirnya akan menjadi sebuah pembiasaan.
Selain itu saya juga akan berbagi praktik
baik yang telah saya laksanakan ini kepada rekan guru agar dapat diterapkan juga
di kelas yang lain. Jika semua kelas melaksanakan program yang berdampak pada
murid ini yakni madding maka kemampuan literasi murid tentu akan meningkat dan
pada akhirnya akan tumbuh budaya positif
dan pembiasaan budaya literasi.
0 Komentar