Praktik Baik "PPG Gempar WA-ME"
Sumber gambar : https://gtk.kemdikbud.go.id/jamboregtk/
Jambore GTK Hebat 2024 diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Guru Nasional, sebagai bentuk penghargaan atas dedikasi dan inovasi para guru dan tenaga kependidikan di seluruh Indonesia.
Jambore GTK Hebat 2024 bisa diikuti oleh semua guru dari berbagai jenjang. Jenis penghargaan ini dibagi untuk 3 besar kategori yakni GTK Inovatif, GTK Dedikatif, dan Komunitas Belajar Inspiratif. Pada kesempatan ini saya berpartisipasi untuk ikut serta kegiatan ini dalam kategori GTK Inovatif Guru Pamong. Saya membagikan praktik baik yang sudah saya implementasikan terkait dengan Pendampingan PPL.
Berikut naskah praktik baik saya:
“PPG GEMPAR WA-ME”
(Pendidikan Profesi Guru yang Gembira dan Efekif Melalui
Pendampingan Aktif Reflektif Memaksimalkan WhatsApp dan Google Meet)
Rofiana, S.Pd.
SD N Pungkuran Bantul DIY, Guru Pamong Universitas Ahmad
Dahlan
PENDAHULUAN
Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Dalam Jabatan (Daljab)
yang saat ini disebut PPG Guru Tertentu merupakan upaya meningkatkan kualitas
tenaga pendidik. Keberhasilan PPG Daljab sangat bergantung pada kolaborasi dan
sinergi yang kuat antara tiga pihak utama, yaitu dari LPTK (koordinator PPG,
dosen pengampu, admin PPG), guru pamong, dan mahasiswa PPG Daljab sendiri.
Mengapa kolaborasi antara pihak LPTK (koordinator PPG, dosen
pengempu, admin PPG), guru pamong, dan mahasiswa PPG itu penting? Kolaborasi
akan menciptakan lingkungan pembelajaran yang kaya akan pengalaman. Mahasiswa
PPG dapat belajar langsung dari praktik terbaik guru pamong, dosen memberikan
landasan teori yang kuat. Hal penting lainnya adalah terciptanya pengembangan
inovasi dalam pembelajaran.
Praktik baik berjudul “PPG Gempar WA-Me” merupakan praktik
baik inovatif terkait pengalaman pendampingan dan pembimbingan mahasiswa PPG
Daljab. Dalam pendampingan dan pembimbingan, saya selaku guru pamong
berkolaborasi dengan dosen dan mahasiswa memanfaatkan dan memaksimalkan sarana
yang dimiliki WhatsApp dan Google Meet. Pendampingan dan pembimbingan dilakukan
secara aktif dan reflektif dalam suasana yang gembira dan efektif.
ISI
Situasi
Ketika mendengar kata PPG (Pendidikan Profesi Guru) yang
terlintas dalam benak bapak ibu guru mungkin terkait dengan sertifikat pendidik
dan tunjangan profesi guru. Serdik adalah pencapaian yang diidam-idamkan oleh
sebagaian besar guru di Indonesia. Serdik merupakan salah satu persyaratan
untuk mendapatkan tunjangan profesi guru sebesar satu kali gaji.
Proses PPG Daljab berubah cara penyelenggaraannya dari waktu
ke waktu. Dari model PLPG berbasis portofolio, lalu beralih pada PLPG luring
selama 10 hari, PPG blended daring dan luring, PPG full daring hingga sampai
pada penyelenggaraan PPG saat ini belajar mandiri melalui PMM (Platform Merdeka
Mengajar).
Banyak yang beranggapan bahwa PPG proses yang menakutkan dan
proses yang menguras banyak energi. Lalu timbul kekhawatiran dalam diri bapak
ibu guru apakah saya sebagai mahasiswa PPG bisa melaksanakan PPG dengan baik?
Apakah saya bisa menyusun perangkat pembelajaran yang baik untuk melaksanakan
PPL? Apakah saya bisa mengerjakan ujian tertulis dan lulus?
Berdasarkan surat Nomor: F1/H.1/IX/2023 dan Nomor:
F1/16/UND/XI/2023 dalam acara penyegaran dan koordinasi kegiatan PPG Daljab
Angkatan 2 dan 3 sebagai guru pamong LPTK Universitas Ahmad Dahlan (UAD)
Yogyakarta saya mendapat tugas mendampingi mahasiswa PPG Daljab kategori 1
angkatan 2 dan 3 pada tahap PPL. Pada angkatan 2 dan 3 mendapat mahasiswa
bimbingan masing-masing 10 mahasiswa. Kekhawatiran-kekhawatiran tersebut juga
dialami oleh sebagaian besar mahasiswa yang saya dampingi. Bapak ibu guru
merasa takut membayangkan proses PPG yang akan dilalui secara full daring.
Strategi inovatif PPG yang gembira dan efektif melalui pendampingan aktif dan
reflektif dengan memaksimalkan sarana WhatsApp baik group ataupun pribadi serta
Google Meet sangat penting untuk dilakukan untuk menghilangkan kekhawatiran,
rasa takut, dan pesimis dalam diri mahassiwa PPG Daljab agar dapat melaksanakan
dan menyelesaikan kegiatan PPG dengan lancar dan pada akhirnya berhasil lulus.
Tantangan
Dalam pendampingan PPG Daljab Kategori 1 angkatan 2 dan 3
beberapa tantangan yang saya hadapi. Tantangan yang pertama, berdasarkan data
dari LPTK, mahasiswa yang saya dampingi bapak ibu guru senior yang sebagian
besar kelahiran antara tahun 60-70an, dan ada beberapa yang satu tahun lagi
pensiun. Sebagian besar mahasiswa gagap teknologi (gaptek). Meskipun masih ada
beberapa guru yang tergolong agak muda dan bisa mengoperasikan platform
teknologi namun dalam jumlah yang sangat terbatas. Sebagian besar mahasiswa
belum familiar menggunakan Google Meet. Belum pernah membagikan bahan
presentasi dan tidak terampil membuat dokumen, dan tidak terampil menggunakan
platform teknologi lain.
Tantangan kedua sebagian besar mahasiwa takut, khawatir, dan
pesimis tidak akan bisa melaksanakan dan menyelesaikan PPG dengan lancar dan
lulus. Bahkan ada yang ingin undur diri tidak mengikuti PPG meskipun
mendapatkan kesempatan. Ditambah lagi pelaksanaan dan pendampingan PPG
dilakukan secara daring penuh yang memanfaatkan platform teknologi Google Meet.
Tantangan ketiga, mahasiswa berasal dari seluruh nusantara
dengan perbedaan waktu dan geografis yang berpengaruh pada kelancaran sinyal.
Keadaan demikian menjadi penghambat dalam kelancaran komunikasi dan kegiatan
pendampingan. Beberapa mahasiswa yang terkendala sinyal tentu tertinggal proses
pembelajaran dan pendampingan.
Keadaan demikian membuat saya harus memilih strategi yang
tepat dan sesuai agar bisa memfasilitasi dengan baik dan membawa kesuksesan.
Saya memaksimalkan aset yang ada dengan menggunakan WhatsApp dan Google Meet
secara efektif dan melakukan pendampingan secara aktif dalam situasi yang
menggembirakan dan memotivasi mahasiswa agar tidak lagi takut, khawatir, dan
pesimis tidak bisa melalui proses PPG.
Aksi
Dalam menghadapi tantangan, saya melakukan beberapa aksi dan
strategi. Pihak yang terlibat dalam strategi yang saya lakukan adalah
koordinator PPG dari LPTK, dosen pengampu PPG, admin PPG, dan mahasiswa. Sumber
daya yang saya butuhkan dalam melaksanakan aksi dan strategi adalah
laptop/komputer, platform teknologi WhatsApp, Google Meet, LMS, dan jaringan
internet yang stabil. Sedangkan materi yang saya perlukan adalah materi-materi
tentang pelaksanaan PPG Daljab yang saya dapatkan saat koordinasi kegiatan PPG.
Adapun langkah-langkah strategi yang saya lakukan terkait tantangan yang dihadapi, pertama saya berkoordinasi menjalin komunikasi dengan koordinator LPTK, dosen, admin PPG, dan mahasiswa. Saya berkoordinasi melalui WhatsApp (WA) group. Hal penting lainnya saya juga menjalin komunikasi dengan admin PPG dari UAD. Informasi dari admin PPG terkait dengan kegiatan PPL saya sampaikan melalui group WhatsApp. Saya dan dosen saling melengkapi dalam memberikan informasi yang jelas dan terarah kepada peserta. Pada awal pertemuan kami juga membuat kesepakatan-kesepakatan kelompok untuk kelancaran proses PPG.
Dalam hal kemampuan penggunaan teknologi utamanya penggunaan
Google Meet dan membuat dokumen yang berupa perangkat pembelajaran mahasiswa
yang mahir menggunakan teknologi menjadi tutor sebaya. Selain itu juga saya
persilakan untuk berkolaborasi dengan rekan sejawat di sekolah masing-masing.
Pada saat presentasi mahasiswa yang tidak terampil diperbolehkan dibantu rekan
sesama mahasiswa atau rekan sejawat di sekolah. Bagi mahasiswa senior dan tidak
terampil menggunakan teknologi saya dekati secara personal dengan memberikan
motivasi dan solusi sesuai dengan permasalahan yang dihadapi oleh masing-masing
mahasiswa.
Langkah dalam menyelesaikan tantangan kedua, dengan melakukan pembimbingan dan pendampingan PPL dalam situasi yang menggembirakan, kekeluargaan, saling membantu, saling memotivasi, dan saling menghargai pendapat. Hal tersebut sebagai upaya agar mahasiswa tidak lagi takut, khawatir, dan pesimis. Saya mengaktifkan komunikasi di WhatsApp group untuk saling berbagi informasi, berbagi referensi terkait proses PPL. Saya juga berkolaborasi bersama dosen melaksanakan pertemuan daring melalui Google Meet pada tahap persiapan, pelaksanaan, dan refleksi PPL. Meskipun pembimbingan dilaksanakan secara daring namun saya bersungguh-sungguh dalam pendampingan. Saya dan dosen berkolaborasi memaksimalkan sarana Google Meet secara aktif dan efektif.
Saya juga membuka komunikasi yang positif dengan memaksimalkan WhatsApp pribadi. Meskipun sudah ada WhatsApp group, saya mempersilakan mahasiswa untuk berkonsutasi secara pribadi. Hal tersebut saya lakukan dalam memfasilitasi kebutuhan dan karakteristik mahasiswa yang beragam. Ada mahasiswa yang kadang segan untuk bertanya di group, ada yang tidak terbuka dan kurang percaya diri bertanya di group. Ada mahasiswa yang lebih bebas, terbuka, dan nyaman jika bertanya secara langsung. Dalam melakukan pendampingan saya memanfaatkan pesan suara dan panggilan agar informasi dan dan jawaban lebih jelas dan terarah. Pendampingan dengan memaksimalkan WhatsApp ini juga saya laksanakan dalam situasi yang menggembirakan dan memberikan motivasi.
Saya melaksanakan sit in saat PPL pada setiap kelas masing-masing mahasiswa. Sebelum pelaksanaan PPL, mahasiswa dipersilakan untuk menentukan sendiri kapan siap praktik pembelajaran di kelas dalam rentang waktu yang sudah dijadwalkan oleh tim admin PPG. Pada saat PPL, saya berkolaborasi dengan dosen membantu mempersiapkan ruang di Google Meet dan memfasiliatsi perekaman. Saya dan dosen sit in di kelas bersama saat PPL berlangsung. Saya mengamati proses pembelajaram dan mencatat hal-hal penting yang saya temukan untuk bahan refleksi setelah kegiatan PPL selesai.
Setelah melaksanakan PPL saya dan dosen memfasilitasi mahasiswa untuk merefleksikan pelaksanaan PPL. Apakah pelaksanaan PPL sesuai dengan skenario pada perangkat pembelajaran yang telah disusun? Apa yang sudah berhasil? Apa yang belum berhasil? Apa faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan? Rencana tindak lanjut apa yang harus dilakukan jika sudah berhasil dan belum?
Langkah ketiga, dalam tantangan sinyal tidak stabil , pada
awal pertemuan sudah ada kesepakatan yang saling menghargai dan toleransi jika
terkendala sinyal untuk saling membantu. Saya dan dosen bersepakat memberikan
toleransi jika memang benar-benar terkendala sinyal. Selain itu saya meminta
mahasiswa untuk mencari tempat yang lebih lancar koneksi internetnya. Mahasiswa
yang terkendala sinyal dipersilakan untuk menghubungi dosen dan saya selaku
guru pamong untuk konfirmasi. Selain itu
juga dipersilakan untuk menghubungi ketua kelompok. Dalam hal perbedaan waktu
kami juga ada kesepakaan memilih waktu yang kondusif semua bisa mengikuti
pendampingan. Satu hari sebelumnya sudah diifokan kegiatan hari selanjutnya.
Saya juga memberikan informasi melalui WhatsApp pribadi dengan pesan suara pada
mahasiswa yang terkendala sinyal agar tidak tertinggal materi pendampingan PPL.
Saya juga meminta mahasiswa untuk aktif bertanya terkait materi yang tertinggal
pada saat terkendala sinyal.
Refleksi
Strategi “PPG Gempar WA-Me” yang saya laksanakan efektif dan telah membawa hasil dan dampak yang positif bagi mahasiswa. Hal ini terbukti bahwa: 1) Kekhawatiran, rasa takut, dan pesimis perlahan hilang. Mahasiswa bersemangat untuk menyelesaikan PPG sampai selesai. 2) Terjalinnya kolaborasi dan komunikasi yang baik antara semua pihak yakni koordinator LPTK, dosen, admin PPG, guru pamong, dan mahasiswa dalam situasi menggembirakan, kekeluargaan, saling membantu, saling memotivasi, dan saling menghargai pendapat. 3) Pendampingan PPG dapat berjalan dengan aktif dan reflektif dengan memaksimalkan penggunaan WhatsApp dan Google Meet. 4) Terbentuknya tutor sebaya dengan adanya prinsip saling membantu dan saling melengkapi. Mahasiswa yang terampil teknologi menjadi tutor sebaya mahasiswa lain yang tidak dan kurang terampil dalam menggunakan teknologi. 5) Pendampingan PPL pada tahap persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut dapat berjalan dengan aktif, efektif, dan reflektif sehingga semua mahasiswa PPG dapat melaksanakan PPL dengan lancar dan selesai. 6) Kelulusan mahasiswa PPG Daljab kategori 1 angkatan 2 dan 3 yang saya dampingi pada kelas A dan C lulus 100%. 7) Bertambahnya guru yang mendapatkan sertifikat pendidik sebagai syarat memperoleh tunjangan profesi guru sebesar satu kali gaji.
Faktor keberhasilan dari strategi yang saya laksanakan tidak
terlepas dari kolaborasi antara pihak yang terlibat yakni koordinator LPTK,
dosen, guru pamong, admin PPG, dan mahasiswa. Adanya komunikasi, kolaborasi,
dan komitmen sebagai kunci dalam kelancaran PPG. Strategi inovatif dalam
memanfaatan dan memaksimalkan WhatsApp dan Google Meet sarana untuk mendukung
penuh keberhasilan praktik baik ini. Dosen dan mahasiswa memberikan respon
positif dan mendukung praktik baik yang saya laksanakan.
Praktik baik sudah didesiminasikan melalui kombel sekolah.
Kepala sekolah dan rekan sejawat memberikan respon postif dan mendukung praktik
baik yang telah diimplementasikan. Pembelajaran yang bisa diambil bahwa
pendampingan yang saya lakukan efektif dan berhasil meluluskan 100% mahasiswa 2
angkatan. Selain itu memberikan inspirasi, pencerahan, dan gambaran bagi rekan
sejawat yang sedang menempuh PPG Guru Tertentu. Hal ini sangat dibutuhkan oleh
rekan sejawat karena pola PPG Guru Tertentu full belajar mandiri dari PMM tidak
ada pendampingan sama sekali dari dosen dan guru pamong.
Selain memberikan dampak positif kepada mahassiwa PPG,
praktik baik saya berdampak positif untuk rekan sejawat. Praktik baik juga
berkelanjutan tidak berhenti saat selesai mendampingi mahasiswa dan lulus.
Dengan melihat situasi dan kondisi tidak adanya pendampingan sama sekali dalam
pelaksanaan PPG saat ini, saya berinisiatif memberikan pendampingan kepada
rekan sejawat di sekolah. Berbekal pengalaman saat mendampingi PPL, saya
memberikan pendampingan menyusun perangkat ajar yang tepat untuk praktik pembelajaran
di kelas. Rekan sejawat terbantu merancang perangkat pembelajaran yang
digunakan untuk praktik pembelajaran di kelas sebagai syarat mengikuti uji
kinerja yang menentukan kelulusan PPG Daljab/Guru Tertentu tahun 2024.
PENUTUP
“PPG Gempar WA-Me” merupakan praktik baik dalam pendampingan
PPG Daljab pada tahap PPL yang inovatif memaksimalkan WhatsApp dan Google Meet
dalam situasi menggembirakan melalui pendampingan aktif relektif memberikan
dampak yang positif tidak hanya untuk mahasiswa PPG Daljab itu sendiri. Praktik
baik yang dilaksanakan berkelanjutan memberikan dampak positif kepada rekan
sejawat peserta PPG Guru Tertentu. Tentu hal ini bermanfaat dan memberikan
kontribusi untuk suksesnya program PPG dengan pola baru. Melalui praktik baik ini, mahasiwa PPG
terfasilitasi dengan baik, aktif, efektif, dan reflektif dalam meraih status
guru profesioanal untuk peningkatan mutu pendidikan di Indonesia. Salam Merdeka
Belajar!
Berikut tautan link video praktik baik saya :
https://youtu.be/UaVJZ5DdKn4?si=TdrxXCLfYhTD4lBW
Demikian praktik baik saya, semoga bisa menginspirasi insan
pendidik di seluruh nusantara terutama bapak ibu guru yang berperan sebagai
guru pamong.
0 Komentar