Subscribe Us

Rofiana SD Negeri Pungkuran by Rofiana Rofiana

Diantara Dua Pilihan

Diantara Dua Pilihan

Pada hari kedelapanbelas tantangan lomba blog “Menulis di Blog Jadi Buku” ini saya akan melanjutkan postingan saya yang kemarin. Kali ini judul yang saya tulis “Diantara Dua Pilihan”. Pada postingan sebelumnya, saya menuliskan bahwa saya disarankan berpindah tugas ke sekolah lain yang masih kekurangan guru agar tetap bisa menjadi guru kelas. Dari informasi bu kepala sekolah ada 2 sekolah yang kekurangan guru kelas.

Setelah mendapatkan informasi dari bu kepala sekolah, saya kemudian mencari informasi melalui teman saya yang juga guru di sekolah tersebut. Saat itu saya bingung karena ada pilihan 2 sekolahan. Tapi saya harus memilih salah satu diantara 2 sekolah tersebut. Semua ada pertimbangan-pertimbangan nilai plus minusnya. Sebut saja sekolah A berlokasi masih satu kecamatan dengan sekolah saya saat itu dan juga masih dekat dengan rumah ibu. Nilai plusnya jika masih satu kecamatan paling tidak untuk urusan administrasi juga lebih mudah dan ada sudah mengenal beberapa teman guru satu kecamatan. Selain itu bisa sering mempir ke rumah ibu juga. Pilihan kedua sebut saja sekolah B, lokasi berbeda kecamatan tetapi lebih dekat dengan rumah yang kutinggali sekarang. Di sekolah B saya tidak punya kenalan satupun teman guru di sekolah tersebut. Nilai plusnya jika saya memilih sekolah B lebih dekat dengan rumah dan tidak terburu-buru saat pagi hari berangkat ke sekolah.

Sesuai arahan dari bu kepala saya bersilaturahmi ke kedua sekolah tersebut menanyakan kebenaran informasi yang saya terima. Saya disambut baik oleh kepala sekolah A maupun kepala sekolah B. Saya pun juga diterima untuk menjadi GTT di dua sekolah tersebut. Tetapi saya harus memilih salah satu diantaranya. Setelah saya mendatangi kedua sekolah tersebut timbul kegalauan dalam hati. Memilih sekolah A ataupun B. Masing-masing memiliki nilai plus dan minus. Saya juga meminta pertimbangan dari keluarga. Keluarga juga memberikan saran, tetapi pilihan dan keputusan terakhir diserahkan kepadaku . Sekolah mana yang dipilih akan didukung.

Pada awalnya saya memilih sekolah B karena teman saya yang juga terseger memilih sekolah B. Paling tidak sudah ada teman yang dikenal. Tetapi entah mengapa selang beberapa hari dengan adanya suara-suara hati yang berbisik saya membatalkan memilih sekolah B dan datang ke sekolah A. Saya benar-benar bingung dan galau saat itu. Mungkin sebagai akibat karena saya “terpaksa” pindah sekolah. Walaupun saya sudah memilih sekolah A tetapi saat itu karena waktunya tanggung pada pertengahan semester, dari paguyuban orang tua wali siswa memohon kepada saya agar menyelesaikan sampai kenaikan kelas. Saya tidak bisa memutuskan untuk menerima permohonan tersebut. Kemudian perwakilan pengurus wali siswa datang ke sekolah dan bertemu dengan bu kepala sekolah. Mereka menyampaikan keinginannya agar saya menyelesaikan sampai kenaikan kelas. Alasan yang disampaikan karena saat itu saya mengampu kelas 2. Orang tua khawatir anaknya yang masih seusia kelas 2 tidak bisa cepat beradaptasi dengan guru yang baru. Bu kepala sekolah pun akhirnya mengabulkan permohonan dari wali murid. Saya diminta untuk menyelesaikan tugas mengajar hingga kenaikan kelas. Saya menerima tugas tersebut. Dalam hati kecil memang belum ingin pindah dari sekolah tersebut, he he he.

Sampai pada suatu peristiwa dimana saat itu seperti biasa saya menjalani rutinitas sehari-hari di sekolah lama. Pagi itu saat berangkat ke sekolah suasana lalu lintas padat merayap dan banyak yang ngebut memburu waktu untuk sampai di lokasi sekolah atau kerja. Tanpa disangka tiba-tiba ada kecelakaan di depan mata dengan kondisi mengenaskan dan meninggal dunia di tempat. Lokasi kecelakaan tepat di dekat sekolah A yang saya pilih. Setelah melihat kejadian tersebut saya lemas, gemetaran juga pusing dan mual. Sampai di sekolah saya menceritakan apa yang baru saja saya alami.

Setelah menyaksikan peristiwa tersebut, terbesit pemikiran di hati kok tidak pilih sekolah B saja yang lebih dekat dengan rumah dan tidak terburu-buru saat pagi hari. Selain itu lantas muncul pula pemikiran jika lokasi tempat kerja akan meminimalkan resiko kecelakaan. Entahlah, mengapa bisa terbesit pemikiran seperti itu. Melalui pertimbangan dan pertentangan batin dan berpikir berhari-hari akhirnya saya memutuskan untuk memilih kembali sekolah B. Sekolah yang berbeda kecamatan dan sama sekali belum mengenal guru di sekolah tersebut. Mungkin saat itu semua teman mengira saya plin plan dan tidak punya pendirian. Tapi hal tersebutlah yang kurasakan. Mereka mungkin tidak merasakan galaunya perasan saya saat itu. Saya kemudian datang lagi ke sekolah B dan menyampaikan maksud kedatangan saya. Alhamdulillah...bu kepala sekolah bisa memahami kondisi saya saat itu dan masih menerima menjadi GTT di sekolah tersebut. Setelah ke sekolah B, saya bersilaturahmi ke sekolah A dan mengatakan yang sejujurnya alasan saya untuk berubah pikiran. Alhamdulillah.. bapak kepala sekolah bisa mengerti dan menerimanya dengan baik.

Akhirnya kumantapkan hati kuputuskan memilih sekolah B. Saya mulai pindah di sekolah B pada awal ajaran baru tahun 2011/2012. Kupersiapkan diri untuk beradaptasi dan bergabung di lingkungan kerja yang baru. Semoga cepat menyesuaikan dan betah.

Demikianlah sepenggal cerita disaat galau memilih diantara dua pilihan. Simak kisah selanjutnya ya !

 

Salam Literasi,

 

Rofiana, S.Pd.

SD Pungkuran Pleret Bantul DIY

NPA 11041400010

 

 

Posting Komentar

0 Komentar