Gasing Pereda Tangis

 Gasing Pereda Tangis

Sejak pagi tadi, si bungsu uring-uringan tanpa sebab yang jelas. Sampai siang ini kuhitung sudah 4 kali menangis dan ngambek masuk ke kamar. Di kamar menangis sesenggukan dengan bantal menutupi wajahnya. Jika sedang jadi-jadinya menangis kadang aku memilih untuk sementara waktu "mendiamkan". Jika langsung ditolong biasanya akan semakin menjadi tangisnya. Tangis yang pertama reda setelah kugendong dan kumandikan. Tangis yang ketiga reda ketika ada penjual sayur keliling datang.

Nahh...seusai luhur tadi ada lagi penjual ice cream keliling yang menjajakan dagangannya. Anakku bergegas keluar dan memanggil, ternyata penjual  tidak mendengar dan sudah jauh. Jadilah menangis untuk yang keempat kalinya. Ibunya disalahkan mengapa tidak mau memanggil dan membelikan ice cream. Langsunglah dia menghambur ke kamar dan menangis sesenggukan. 

Setelah beberapa menit kudekati dia, kuajak keluar untuk membeli ice cream di warung yang tak jauh dari rumah. Awalnya tidak mau, seperti sudah terlanjur ngambek begitu. Dengan jurus perayu luluhlah dia, he he he. Setelah sampai lokasi, yang dituju bukanlkah es akan tetapi mainan yang tergantung beraneka rupa seharga mulai dari seribu hingga lima ribu. Agak lama memilih-milih akhirnya pilihan dijatuhkan pada gasing yang terbuat dari bahan plastik seperti pada foto seharga lima ribu rupiah. Tidak lupa membeli sebungkus ice cream seperti tujuan awal datang ke warung. Sampai di rumah segera dimainkan. Raut wajah bahagia tertawa riang. 

Begitulah dunia anak-anak. Bahagia mereka sederhana sebetulnya. Gasing seharga lima ribu rupiah sebagai pereda tangis. Nikmatilah momen saat si anak ngambek dengan sabar dan tidak marah-marah, he he he (kadang teori juga sih). Yakinlah..kelak kita akan merindukan momen seperti ini. Begitulah wujud kasih sayang orang tua kepada anak yang tak terhingga. Bahagia anak bahagia orang tua. 

#thepowerofkepepet

#pikir15menit #nulis15menit

#kasihsayang

#Feb14AISEIWritingChallenge