Harus Pandai Membagi Waktu dan Fokus
Pada
hari ketigabelas tantangan lomba blog “Menulis di Blog Jadi Buku” ini saya akan
melanjutkan postingan saya yang kemarin. Kali ini judul yang saya tulis “Harus
Pandai Membagi Fokus”. Pada postingan sebelumnya, saya telah menuliskan saya
mengulang S1 dengan mengambil jurusan PGSD. Pilihan tersebut saya ambil
dikarenakan saat itu mengajar di SD agar linear dengan tugas mengajar. Pada
tahun 2009 memulai perkuliahan lagi dan direncanakan tahun 2014 akan selesai.
Menjalani
perkuliahan sambil tetap menjalankan tugas mengajar tentu harus pandai-pandai
membagi waktu dan fokus agar semua terlaksana dengan lancar. Program jurusan
PGSD dari UT memang dirancang untuk guru yang sedang mengajar. Program ini
memfasilitasi guru yang belum mempunyai ijazah S1. Sehingga perkuliahan
dijadwalkan pada hari Sabtu dan Minggu. Bagi yang belum berkeluarga tentu tidak
menjadi masalah dalam membagi waktu dan fokus. Bagi yang sudah berkeluarga
sangat penting mengatur strategi agar semua bisa dipenuhi dengan baik.
Pada
saat mulai kuliah lagi, saya sudah mempunyai anak yang pertama. Saat itu
usianya baru 1,5 tahun. Usia anak yang menginjak 1,5 tahun masuk dalam usia yang
sedang aktif dan senang-senangnya berjalan mengeksplor lingkungan sekitar. Keadaan
yang demikian tentu saja butuh perhatian yang ekstra saat mengasuhnya. Hal
tersebut juga akan menjadi sedikit hambatan jika tidak bisa mengaturnya dengan
baik. Saat di sekolah harus berperan menjadi guru dengan tugas mengajar siswa.
Saat di rumah harus berperan sebagai istri dan ibu rumah tangga yang bertugas
mengurus keperluan suami dan anak. Saat mengikuti perkuliahan harus berperan
sebagai mahasiswa dengan berbagai tuntutan tugas yang harus diselesaikan. Strategi
yang saya lakukan ketika itu adalah dengan berusaha segera menyelesaikan
tugas-tugas yang diberikan. Tidak menunda-nunda jika ada tagihan tugas yang harus
dikumpulkan. Saat di sekolah, tugas dan pekerjaan sebisa mungkin juga segera
diselesaikan. Dengan tidak menunda-nunda waktu tentu pekerjaan dan tugas semua bisa
tertunaikan.
Jika
ada tugas dan pekerjaan yang memang belum selesai maka dibawa pulang. Sampai di
rumah mendahulukan tugas dan kewajiban sebagai ibu rumah tangga. Berkomunikasi
dengan suami dan anggota keluarga yang lain sangat diperlukan agar semua
berjalan lancar. Kadang saya berbagi peran dengan suami. Di saat saya dikejar
target tugas yang harus segera selesai maka
suami akan membantu urusan pekerjaan rumah tangga. Tidak melulu jika
mencuci, memasak dan urusan rumah tangga yang lain adalah tugas seorang istri. Berbagi
tugas di rumah masih kami lakukan hingga kini pada usia pernikahan yang hampir
ke-14 tahun. Itulah pentingnya berkomunikasi dan bekerjasama dengan pasangan.
Sebagai konsekuensi seorang istri juga ikut bekerja, he..he..he. Bukankah
begitu?
Demikian cerita saya
saat harus pandai-pandai membagi waktu dan fokus agar semua peran dan tugas
dapat tertunaikan dengan baik dan tepat waktu. Tugas mengajar oke, sebagai
istri dan ibu rumah tangga juga lancar serta tugas-tugas perkuliahan terkumpul
sesuai dengan waktunya.
Tunggu
cerita selanjutnya ya !
Salam Literasi,
Rofiana,
S.Pd.
SD
Pungkuran Pleret Bantul DIY
NPA 11041400010
0 Komentar