Beberapa hari yang lalu saya mendapatkan informasi dari bapak kepala sekolah bahwa akan ada event penulisan geguritan (puisi bahasa jawa) yang diselenggarakan dinas kebudayann di kabupaten saya. Tema yang diambil tentang merawat lingkungan alam. Kemudian pak kepala sekolah memotivasi saya agar bisa mengikuti event tersebut. Nantinya naskah geguritan yang masuk yang lolos seleksi akan mendapatkan honor dan dibukuan. Setiap peserta yang naskahnya masuk seleksi akan mendapatkan buku.
Sayapun hanya senyum-senyum ketika pak kepala memotivasi saya. Dalam benak saya apa bisa saya membuat geguritan? Memang sih, saya asli orang Jawa, tapi untuk urusan membuat puisi tentu lebih gampang membuat puisi dalam Bahasa Indonesia kan? Memang generasi muda sekarang "ilang jawane" yang ditandai dengan tidak tahunya "unggah-ungguh, tatakrama" ataupun "subasita/sopan satun". Dalam perjalanan pulang terus saja saya renungkan informasi yang saya dapatkan tadi, dalam hati kecil saya "aku harus bisa menaklukkan tantangan ini". Dalam otakpun sepanjang perjalanan pulang mulai muncul beberapa kata-kata yang dapat digunakan untuk menulis puisi.
Sampai di rumah setelah istirahat, sayapun menyalakan laptop dan mulai googling untuk sekedar membaca-baca postingan geguritan sebagai bahan referensi. Setelah "mojok" sekitar 1 jam lebih, tertulislah gegruritan ala saya sebagai berikut :
Gemati
Marang Alam
Rofiana
Wektu
iki...
Alamku
tansah nelangsa
Amarga
trekahe manungsa
Sing
nora mangerteni tatakrama
Amung
bisa tumindak degsura
Njalari
alam sangsaya sungkawa
Kepengin
nyawang
Endahe
wit-witan sing rindhang
Ananging
saiki wis padhang
Wit-witan
akeh sing ilang
Manungsa
kaya wis nora sumelang
Alamku
...
Menawa
wis murka
Manungsa
ora bisa apa-apa
Anane
mung nggresula
Nyalahke
sepadha padha
Mula...
Ayo
setiti lan peduli
Ngrumat
lan gemati
Marang
alam sing wis tuwa iki
Aja
tumindak sing rugi
Menawa
ora pengen dumadi
Prastawa
alam kang nggegirisi
Bantul,
29 Januari 2021
Adapun jika dituliskan dalam Bahasa Indonesia kira-kira artinya sebagai berikut :
Cinta Kepada Alam
Sekarang ini..
Alamku merana
Karena tingkah rusak manusia
Yang tidak tahu lagi aturan
Hanya bisa bertindak merusak
Menyebabkan alam lebih bersedih
Ingin melihat
Indahnya pohon-pohon yang rindang
Tetapi sekarang sudah terang
Pohon-pophon banyak yang hilang
Manusia seperti tidak khawatir
Alamku
Jika sudah mengamuk
Manusia tidak bisa apa-apa
Adanya hanya mengeluh
Menyalahkan sesama
Makanya...
Ayo berhati-hati dan peduli
Merawat dan mencintai
Kepada alam yang semakin tua
Jangan bertindak yang merugikan
Jika tidak ingin terjadi
Peristiwa alam yang mengerikan
#150katabercerita #AISEIWritingOnline
#Jan29AISEIWritingOnline
8 Komentar
pengen belajar geguritan, syarat dan tehnik geguritan itu kek gimana ya bu?
BalasHapusMasih belajar juga Pak..tidak terikat bait maupun rima..hampir sama dengan puisi bebas..
HapusNek aku jurine tak dadekke nomor siji. Harga mati.
BalasHapushehehe...sayangnya njenengan buka juri nya ya Pak..
HapusUntungnya ada terjemahnya. Jika tidak saya bisa bingung mau tulis komentar apa....
BalasHapusHehehhe... Salam geguritan
Kan tetangganya Bu Tedjo Pak..jadi solutif dong..hehehe
HapusMantap Bu geguritannya.
BalasHapusMatur nuwun Bu Kade..
Hapus