Pada hari Senin, 15 Februari 2021 merupakan pertemuan ke-19 pelatihan belajar menulis yang dimotori oleh Om Jay. Seperti biasa Om Jay menyapa seluruh anggota group WA pelatihan belajar menulis pada gelombang 17. Narasumber luar biasa hebat yang dihadirkan adalah Prof. Richardus Eko Indrajit. Tema yang diambil pada malam hari ini adalah "Kiat Menulis Buku Satu Minggu".
Pada dasarnya, manusia akan senang bercerita dan ngobrol saat berjumpa dengan orang lain. Misalnya saja saat kita mengunjungi suatu tempat atau mempunyai pengalaman yang menyenangkan pasti tidak akan habis diceritakan. Seperti yang Prof. Eko sampaikan bahwa saat liburan pasti banyak hal yang akan diceritakan. Selain itu pengalaman dan aktivitas sehari-hari kita juga akan menarik jika diceritakan. Cerita tersebut akan menjadi sebuah tulisan.
Menurut Prof Eko, cara sederhana untuk menerbitkan buku dalam satu minggu adalah dengan mengubah komunikasi via oral (mulut) ke dalam sebuah tulisan.
Setiap orang tentu mempunyai hobi, kesukaan, cerita dan pengalaman-pengalaman berkesan lainnya. Tips dari Prof Eko dengan memilih satu topik yang disukai dan dikuasai. Bisa bercerita tentang makanan, pantun, puisi, lagu-lag. Nahh...yang sebelumnya diceritakan melalui obrolan, diubah diceritakan dalam bentuk tulisan. Cara sederhana dari Prof Eko adalah mengubah cerita yang akan diceritakan ke orang lain dalam bentuk tulisan.
Untuk memulai menulis bisa dimulai dengan satu halaman per hari terlebih dahulu. Jika sudah ketagihan menulis bisa ditambah jumlah halamannya.
Hambatan menulis sebenarnya ada pada diri sendiri. Kebanyakan orang akan mengatakan tidak bisa, tidak sempat, tidak ada ide, tidak ada waktu dan tidak mahir menulis. Saat menasehati anak dapat juga kita ubah dari yang nasehat secara oral berubah menajdi sebuah tulisan dalam bentuk surat. Tentu akan memberikan pengalaman yang berbeda bagi anak.
Seperti yang dikatakan Prof Eko bahwa menulis itu bukan bertujuan untuk publikasi. Menulis juga untuk meningkatkan imunitas tubuh. Dengan menulis dapat membuat orang bahagia, tersenyum, gembira dan tertawa. Dengan begitu, bukan seminggu lagi kita menulis, tetapi bahkan menulis dari pagi sampai malam juga bisa menjadi sebuah buku. Menulis kadang-kdang perlu sentuhan sebuah paksaan agar bisa menulis. Misalnya membayangkan hal-hal yang aneh dan ekstrim.
Kehilangan ide saat menulis itu umum terjadi. Pada umunya halk tersebut menyerang saat tubuh lelah. Hal yang bisa dilakukan adalah dengan bersantai-santai, olah raga sebentar, main sama anak, dan mendengarkan musik. Menulis cepat bisa dilakukan apabila kita berada pada lingkungan yang kondusif. Tetapi ini tergantung pada keadaan setiap orang. Setiap orang tenatu akan berbeda.
Cara untuk menulis yang paling mudah untuk pendidikan adalah dengan membuat bunga rampai. Setiap hari, usahakan menyampaikan satu pesan dalm sebuah tulisan. Misalnya pesan tentang pentingnya kejujuran, belajar kelompok, belajar tanpa kuota internet dan hal lain yang berhubungan dengan pendidikan.
Prof Eko juga memberikan challenge menulis seminggu untuk gelombang 17 ini dengan nama Februari-17. Agar berhasil dalam challenge menulis seminggu ini, harus paham dan mengetahui syarat-syarat nya terlebih dahulu. Jika sudah mengetahui syaratnya akan mempermudah dan mempercepat prosesnya. Syarat-syarat tersebut antara lain:
a. Memiliki judul, tema, atau fokus yang ingin dituliskan
b. Peserta harus berkomitmen meluangkan waktu paling tidak 2 jam untuk tidak diganggu untuk menulis. Bagi penulis pemula ketenangan sangat dibutuhkan.
c. Mendaftarkan diri jika sudah menonton video yang dishare Prof Eko dan telah mendapatkan judul/tema tulisan yang dapat dilirik oleh Penerbit Andi atau publisher lainnya.
Di akhir pertemuan Prof Eko memberikan clossing statement nya yakni :
"Harimau mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gading, manusia mati meninggalkan nama. Artinya adalah bahwa dari semenjak dulu nenek moyang kita ingin agar kita menulis, karena hanya dengan menulislah maka kita dapat hidup seribu tahun lagi. Menulislah, dan lihatlah apa yang terjadi. Menulis adalah doa, menulis adalah cinta, menulis adalah karya, menulis adalah jiwa, menulis adalah manusia"
Salam Literasi,
Rofiana
0 Komentar