Mendapat Insentif
Pada hari kelimabelas
tantangan lomba blog “Menulis di Blog Jadi Buku” ini saya akan melanjutkan
postingan saya yang kemarin. Kali ini judul yang saya tulis “Mendapat Insentif”.
Pada postingan sebelumnya, saya menuliskan saat saya mengejar beasiswa subsidi
kualifikasi. Mencoba mengajukan pertama gagal, lalu mengajukan yang kedua juga gagal
tidak menyurutkan langkahku untuk terus mengejar beasiswa. Pada kesempatan
ketiga barulah berhasil.
Pada tahun ketiga
menjalani rutinitas menjadi GTT saya tetap mendapat tugas utama sebagai guru
kelas. Pada saat itu saya mendapatkan informasi pengajuan insentif untuk GTT
maupun PTT yang dananya berasal dari pemerintah provinsi. Tentu hal ini juga
membawa angin segar bagi GTT maupun PTT, termasuk saya. Untuk syarat-syaratnya
secara keseluruhan sudah terpenuhi. Salah satu syaratnya yakni harus sudah
mempunyai masa kerja selama dua tahun berturut-turut. Segeralah kukumpulkan
berkas-berkas yang dipersyaratkan dan kujadikan satu dengan 2 orang temanku lain
yang masih satu sekolahan. Semoga insentif ini jug akan menjadi bagian dari
rejekiku.
Menurut informasi dari
temanku yang terlebih dahulu menjadi GTT, dia sudah pernah mendapatkan insentif
beberapa kali. Setiap tahun temanku tersebut mendapat 3 macam insentif dari 3
sumber yang berbeda. Yang pertama insentif kabupaten yang ia terimakan setiap 3
bulan sekali, kalau tidak salah ingat Rp 200.000,00 per bulan. Kemudian
insentif dari propinsi sebesar Rp 100.000,00 perbulan dan yang ketiga insentif
dari pusat sebesar Rp 200.00,00 per bulan. Jika dihitung jumlah insentif
melebihi gaji perbulan, hanya saja diterimakannya tidak rutin setiap bulan. Itu
untuk besaran insentif yang diterima temanku yang sudah lebih dahulu mengabdi
mulai tahun 2005 yang familiar disebut dengan honorer K2.
Kalau untuk saya
sendiri karena baru tahun ketiga sebagai GTT hanya bisa mengajukan satu macam
insentif saja untuk yang dari propinsi. Jika nanti memenuhi syaratnya akan
mendapat Rp 100.00,00 per bulan. Untuk insentif kabupaten harus masa kerja
minimal pada tahun 2005, jelaslah saya tidak masuk kriteria. Untuk insentif
dari pusat (tunjangan fungsional) juga belum bisa mengajukan karena minimal
masa kerja empat tahun juga belum terpenuhi.
Pada akhirnya karena telah
memenuhi kriteria yang dipersyaratkan saya mendapat insentif dari propinsi
sebesar RP 100.000,00 per bulan. Insentif tersebut tidak diberikan per bulan.
Akan tetapi dirapel beberapa bulan. Pernah 6 bulan sekali, pernah 9 bulan
bahkan pernah 10 bulan. Biasanya mendekati momen lebaran insentif tersebut akan
dibagikan. Alhamdulillah bisa mencicipi insentif seperti teman-teman lainnya. Pada
saat itu pengambilan dilakukan secara tunai di dinas pendidikan kabupaten.
Setelah masa kerja memasuki
empat tahun, ada harapan untuk bisa mendapatkan insentif dari pusat (tunjangan
fungsional). Manusia bisa berusaha dan berharap tetapi Allah lah yang akan
menentukan bukan? Jika belum rejeki tetap tidak akan terkejar. Yang namanya
rejeki tak kan tertukar dan sudah tertakar. Walaupun saya sudah masuk kriteria
yang dipersyaratkan baik masa kerja dan jumlah jam mengajar dan administrasi
lainnya, nama saya ternyata tidak tertera di daftar nama-nama penerima insentif
dari pusat. Ketika saya dan teman-teman yang bernasib sama dengan saya
menanyakan ke dinas pendidikan kami peroleh informasi bahwa adanya pengurangan
kuota penerima insentif. Pemberian insentif diprioritaskan berdasarkan masa
kerja terlama. Ya sudahlah...kami menerima dengan legowo kebijakan tersebut.
Tahun-tahun berikutnya
sistem sudah berganti dengan pendataan satu pintu melalui operator sekolah. Jadi
sudah tidak pengajuan lagi per guru. Data yang daimbil oleh dinas dan pusat
adalah data yang diupload oleh operator sekolah. Nah... melalui sistem tersebut,
tidak disangka saya malah mendapatkan insentif dari pusat (tunjungan fungsional).
Akhirnya saya juga bisa mencicipi insentif dari pusat. Hanya saja tidak ajeg
per tahun selalu mendapatkan. Menjadi GTT selama 12 tahun kuhitung 3 kali
mendapatkan insentif dari pusat. Tetap bersyukur daripada tidak mendapatkan.
Demikian sepenggal
kisah saya saat berbahagia bisa mencicipi insentif yang diperuntukkan bagi GTT.
Insentif tersebut bisa saya gunakan untuk keperluan hidup sehari-hari. Bagaimana
kelanjutan cerita ini? Akan saya posting pada hari berikutnya. Berharap cerita
ini akan terkumpul menjadi satu dalam sebuah buku.
Tunggu kisah selanjutnya ya !
Salam Literasi,
Rofiana, S.Pd.
SD Pungkuran Pleret Bantul DIY
NPA 11041400010
0 Komentar