Setiap
Hari Mengunjungi Ibu
Pada
hari ketujuh tantangan lomba blog “Menulis di Blog Jadi Buku” ini saya akan
melanjutkan postingan saya yang kemarin. Kali ini judul yang saya tulis “Setiap
Hari Mengujungi Ibu”. Pada postingan sebelumnya, saya telah menuliskan tentang
gaji pertamaku yang kupergunakan untuk membeli barang awet berupa lemari atas
usulan ibu Lemari yang masih awet dan kokoh
berdiri sampai kini. Bedanya sekarang lemari tersebut dipakai anak gadisku.
Hari
demi hari kujalani, minggu demi minggu terlewati, bulan demi bulanpun berganti.
Tak terasa sudah 6 bulan lebih sebagai honorer di sekolah tersebut. Menjalani
rutinitas dengan senang. Bedanya kini saya mendapat tugas tambahan membantu
koreksi ulangan harian, Ulangan Tengah Semester, maupun Ulangan Akhir Semester/Ulangan
Kenaikan Kelas. Saya diminta membantu koreksi terutama Ibu guru yang sudah
hampir memasuki masa purna. Bisa dikatakan saat itu kerjaku “serabutan”.
Sebagai pengelola perpustakaan, menggantikan guru yang berhalangan hadir,
membantu koreksi bahkan kadang membantu administrasi kepala sekolah. Ya..saya
harus menerima segala konsekuensinya sudah bersedia honorer di sekolah
tersebut.
Semakin
hari sayapun semakin bisa beradaptasi dengan lingkungan kerja. Mengenal
satu-satu katakter dan kebiasaan masing-masing teman. Untung saja ada teman
honorer yang masih sebaya denganku, sehingga merasa lebih nyaman dan senang bekerja.
Ada guru bahasa inggris dan temanku yang putrinya bapak kepala sekolah yang juga
membantu mengelola perpustakaan yang sudah saya tuliskan pada psotingan yang
telah lalu. Merka berdua sebaya denganku, selisih satu tahun atau dua tahun
denganku. Semakin lama saya semakin betah dan akrab dangan bapak ibu guru
keluarga besar sekolah tersebut. Semua memperlakukan saya dengan ramah dan kekeluargaan.
Walaupun statusku sebagai honorer.
Saya
melakukan rutinitas sehari-hari dengan senang agar tidak menjadi beban. Selain
hal-hal tersebut, saya semakin betah dan senang karena setiap hari saya bisa
menyempatkan mampir ke rumah ibu. Kebetulan rumah ibu (tempat tinggalku juga sebelum menikah) dekat dengan sekolah sehingga terlewati ketika akan
pulang ke rumah mertua. Jadi, setiap hari saya berusaha mampir untuk menengok ibu.
Sehari saja tidak mampir pasti ditunggu dan menyuruh adikku untuk SMS
menanyakan mengapa kok tidak mampir. Saat mampir ke rumah ibu pasti sudah
tersaji makan siang di meja. Inilah moment masa lalu yang sekarang membuat
rindu ingin menikmati lagi suasana hangat tersebut.
Biasanya
saya mampir ke rumah ibu kadang sampai satu jam lebih. Waktu saya habiskan
untuk makan siang, sholat luhur, dan kadang bercerita bersenda gurau dengan
ibu. Jika ada tetangga yang punya hajat ya sekalian datang bersilaturahmi. Kadang
jika rindu mengajar TPA, sayapun menyempatkan ke masjid untuk ikut berbaur
dengan anak-anak santri TPA yang sebagian adalah siswa yang sekolah di sekolahku.
Pulang ke rumah ibu mertua sampai sore hari. Jadi bisa dikatakan ketika itu
awal-awal masa menikah masih menyibukkan diri dan aktif di lingkungan tempat
tinggal saya sebelum menikah.
Demikian
sepenggal cerita masa lalu saat setiap hari masih bisa mengunjungi ibu. Saat
ini, karena situasi dan kondisi berpindah tugas mengajar maka sudah tidak bisa lagi
mengunjungi ibu setiap hari. Moment inilah yang saat ini kadang merasa rindu
untuk mengulanginya kembali. Pada postingan yang akan datang, akan saya
tuliskan cerita-cerita selanjutnya yang nantinya akan terangkai dalam sebuah
buku.
Tunggu kisah
selanjutnya ya !
Salam Literasi,
Rofiana, S.Pd.
SD Pungkuran
Pleret Bantul DIY
NPA 11041400010
15 Komentar
Mantap bin keren. Semoga tetap semangat berkarya dan menginspirasi.Lanjutkan.
BalasHapusTerimaksih Pak..
HapusKereeen cepat tanggap💪💪💪
BalasHapusTerimakasih Pak Kepala..
Hapusmantul bu, lanjutkan.
BalasHapusSiap Pak..terimakasih..
BalasHapusditunggu cerita selanjutnya, bun
BalasHapusSiapp Bund...semoga tidak bosan membaca...hehee..
HapusMasya Allah, kisah inspiratif ini Bunda. Bhakti seorang anak sholehah kpd Ibundanya, luar biasa. Semoga ibunda sehat selalu dalam lindungan Allah SWT 🤲
BalasHapusAamiin..Terimakasih Bund Mujinatun..senoga kita sennatiasa diberikan kesehatan ya Bund..
HapusMantap. Semakin menginspirasi. Semangat!
BalasHapusTerimakasih Bund Aam..njenengan yang menginspirasi saya...hehee..
Hapus"Saya melakukan rutinitas sehari-hari dengan senang agar tidak menjadi beban" dahsyat 👍🏻
BalasHapusBerusaha Bund...agar tidak menjadikan beban..
HapusTerimaksih ya Bund Ditta sudah berkenan mampir...
Hapus