Saat Pertama Kali Jadi Guru Kelas
Pada hari kedelapan
tantangan lomba blog “Menulis di Blog Jadi Buku” ini saya akan melanjutkan
postingan saya yang kemarin. Kali ini judul yang saya tulis “Tantangan Jadi
Guru Kelas”. Pada postingan sebelumnya, saya telah menuliskan tentang
rutinitasku di sekolah dan juga rutinitasku yang selalu mampir mengunjungi Ibu
setiap sepulang sekolah.
Sudah setengah tahun
saya sebagai honorer, rutinitasku juga masih sama. Masih mendapatkan tugas
mengelola perpustakaan dan juga kadang menggantikan guru kelas yang berhalangan
hadir. Tugas tambahan membantu koreksi juga saya lakukan, baik ulangan harian,
Ulangan Tengah Semester dan Ulangan Kenaikan Kelas. Tetapi tidak semua guru
meminta bantuan. Ada dua ibu guru
“sepuh” yang meminta bantuan untuk koreksi hasil ulangan siswa. Kadang jika
tugas sudah selesai saya kerjakan, dan tidak ada pekerjaan lain saya juga
menawarkan bantuan kepada guru yang lain. Saat tugas selesai, jika saya hanya
berdiam diri tidak enak hati dengan teman-teman guru lain yang sibuk mengajar
dan menyelesaikan administrasi.
Memasuki ajaran baru
pada tahun pelajaran 2007/2008, diadakan rapat untuk pembagian kelas dan
pembagian tugas. Pada saat itu juga terjadi pergantian kepala sekolah. Saat itu
Bapak kepala sekolah berpindah tugas menjadi pengawas di kecamatan lain. Di
sekolahku mendapat kepala sekolah dari sekolah lain yang masih satu kecamatan
dalam rotasi kepala sekolah. Dua guru yang lolos seleksi kepala sekolah belum
juga mendapatkan surat tugas. Pada saat rapat pembagiaan kelas dan pembagian
tugas, Ibu kepala sekolah baru yang memimpin rapat. Dalam hatiku pasti nanti
saya tetap akan mendapatkan tugas yang sama seperti awal masuk bekerja di
sekolah ini, karena tidak ada kelas yang kosong gurunya.
Satu persatu hal
dibahas dan diputuskan bersama. Dimulai dengan pembagian kelas dan pembagian
tugas. Saat membahas pembagian kelas, tiba-tiba saja Ibu War sebut saja begitu
mengusulkan agar saya membantu beliau mengajar beberapa mapel di kelas II. Bu
War adalah salah satu dari dua guru yang lolos seleksi kepala sekolah. Beliau
berpendapat jika sewaktu-waktu beliau mendapatkan surat tugas penempatan maka
sudah otomatis ada yang menggantikan beliau dan anak-anak kelas II sudah terbiasa
dengan saya. Setelah dimusyawarahkan semua setuju dengan usulan Bu War
tersebut.
Nahh.. tahun ajaran
baru ini saya mendapatkan tantangan untuk menjadi guru kelas II. Dalam hati
senang dong ya, akhirnya saya mendapatkan tugas sebagai guru kelas. Karena Bu
War belum mendapatkan tugas penempatan, maka kelas II diampu saya dan Bu War
dengan pembagian Bu War mengajar Bahasa Indonesia, SBK dan Bahasa Jawa
sedangkan saya mendapatkan tugas mengajar Matematika, IPA, dan IPS. Disamping
tugas tersebut saya juga tetap mendapatkan tugas mengelola perpustakaan. Adapun
teman saya yang kemarin menemani saya mengelola perpustakaan memilih pindah di
TK.
Tahun ajaran 2007/2008
merupakan tahun perdana saya mendapatkan tugas mengajar di kelas. Kesempatan
tersebut saya pergunakan dengan sebaik-baiknya untuk menimba ilmu dan
pengalaman mengajar di sekolah dasar. Sayapun berguru pada teman-teman, karena
ilmu yang saya dapatkan di bangku kuliah sebelumnya bukanlah guru sekolah
dasar. Saya tidak malu untuk bertanya hal-hal yang belum saya pahami agar tidak
ada hambatan dalam saya mengajar di kelas II. Dalam pembelajaran di kelas II tentu saja saya berguru kepada Bu War.
Beliau dengan ramah memberi tau tugas apa yang harus saya kerjakan,
administrasi apa yang harus ada di kelas serta hal-hal lain yang berkaitan
dengan tugas mengajar di kelas II.
Tidak terasa, tantangan
jadi guru kelas selama satu semester berhasil saya selesaikan. Walaupun pada
awalnya ada hal-hal yang perlu beradaptasi dan sedikit ada hambatan adalah hal
wajar. Pokoknya saya banyak berguru pada Bu War. Pada saat pengolahan raport,
tidak disangka ternyata Bu War meminta saya menuliskan nama saya di raport yang
dibagikan kepada siswa. Bu War hanya setor nilai mapel yang diampu beliau. Tentu
senang dong ya, nama dan tanda tangan saya tertulis di raport. Itulah pertama
kali nama saya tersemat di raport sebagai guru kelas II. Saat ini siswa yang
pada tahun tersebut saya jadi guru kelasnya ada beberapa yang sudah menikah dan
bekerja. Bahkan ada yang juga menjadi guru honorer di sekolah tersebut. Berasa menjadi
tua ya, he..he..he. Untuk “gaji” sendiri Alhamdulillah ada peningkatan. Saya
digaji 200 ribu perbulan dengan tugas mengajar kelas II dan mengelola
perpustakaan.
Demikianlah sedikit
cerita yang saya tuliskan saat menerima tantangan jadi guru kelas. Cerita ini
akan saya rangkai dengan cerita lainnya sebagai dokumentasi perjalanan hidup saya
sebagai seorang GTT/honorer yang Insyaallah akan menjelma menjadi buku.
Tunggu kisah selanjutnya ya !
Salam
Literasi,
Rofiana,
S.Pd.
SD
Pungkuran Pleret Bantul DIY
NPA
11041400010
4 Komentar
Lanjutkan, bunda
BalasHapussaya mengikuti terus cerita ini
Siap Bund Pipit...Terimakasih memberikan motivasi kepada saya..semoga tidak bosan membaca ya..hehee
HapusMantap. Mnginspirasi bngt. Semoga bisa konsisten dalam berkarya. 👍🤲🙏
BalasHapusAamiin...semoga selalu konsisten...
Hapus