Subscribe Us

Rofiana SD Negeri Pungkuran by Rofiana Rofiana

Supermom

 Supermom

Jika berbicara siapa wanita kuat yang pernah aku temui. Jawabmya adalah ibuku yang biasa kupanggil dengan simbok. Simbok bukanlah tipe istri atau ibu yang hanya berdiam diri di rumah mengerjakan urusan rumah tangga. Simbok ikut berjuang mencari nafkah demi kebutuhan hidup. Jika dibanding bapak simbok lebih bersemangat bekerja dan rela memeras keringat demi kelangsungan hidup keluarga. Pernah simbok bercerita saat mengandungku, sehari sebelum melahirkan masih ikut memanen padi seharian di saat hujan lebat disertai petir yang menyambar-nyambar. Kata simbok itu pengalaman yang tidak akan pernah terlupakan. Semua simbok lakukan demi sesuap nasi. Meskipun bapak juga bekerja, tetapi kurang bisa diandalkan disaat membutuhkan uang. Jadi bekerja sedapatnya saja. Tidak ada inisiatif untuk mencari tambahan penghasilan jika kurang.

Apapun simbok lakukan agar menghasilkan uang. Simbok sebagai buruh serabutan mau dan tidak malu melakukan apa saja yang penting pekerjaan halal dan ada hasilnya. Sebagai buruh tani simbok jalani, sebagai pedagang yang membantu simbah jualan juga simbok jalani. Membuat makanan ringan yang dititipkan di kantin sekolah juga simbok lakukan. Membuat batu bata juga pernah dilakukan, sebagai buruh pengupas melinjo juga tak luput dari tangan simbok. Pernah juga bekerja sebagai pengasuh anak. Sebagai pengenam/pembuat tikar mendong juga simbok mahir. Terakhir sebelum simbok berhenti “bekerja” simbok membuat tempe. Pokoknya apapun akan simbok lakukan demi dapur tetap mengepul. 

Saat usia sekolah dasar, aku ingat betul sering diajak simbok ke sawah untuk membantu mencetak batu bata. Saat itu keempat anak membutuhkan biaya sekolah semua. Terkadang jika membutuhkan uang untuk membayar SPP atau keperluan sekolah lain simbok hutang dulu pada juragan batu bata.  Tak lelah simbok membanting tulang agar semua anak bisa bersekolah. Untuk urusan pendidikan simbok nomor satukan. Untuk kebutuhan lain sering dikalahkan. Simbok berharap semua anak-anaknya mengeyam bangku sekolah serta jadi orang yang pandai. Biarlah yang terlanjur “bodoh” dan putus sekolah simbok saja katanya. Harapannya juga agar anak-anaknya menjadi orang yang lebih baik dari simbok dan bapak. Impian simbok semua anak-anaknya hidup bahagia berkecukupan dan sukses. Tentu ini impian setiap orang tua bukan?

Simbok memang sosok wanita yang luar biasa hebat, gigih, tangguh, rela berkorban serta pantang menyerah. Dihina dan dicemooh tetangga karena miskin tak menyurutkan semangatnya untuk tetap menyekolahkan anak-anaknya. Sering tetangga menghina mengatakan orang miskin kok ya memaksa membiayai sekolah. Simbok anggap itu sebagai pelecut semangat dan akan ditunjukkan kepada orang yang menghina jika simbok mampu menyekolahkan anak-anaknya. Pada akhirnya dengan tetesan keringat simbok mampu mengantarkan keempat anak simbok mengenyam pendidikan termasuk aku dan adikku bahkan bisa mencicipi bangku kuliah. Masih teringat raut bahagia terpancar di wajah simbok saat menghadiri wisuda sarjanaku ataupun wisuda sarjana adikku.


#inspirasikartini

#kurikulumngumpet

#April9AISEIWritingChallenge

           

Posting Komentar

0 Komentar