Penyesalan Aji
Arya
adalah anak yang disiplin. Berbeda dengan Aji anak yang kurang disiplin. Arya
dan Aji adalah teman sebangku di kelas. Keduanya juga bertetangga. Arya juga
anak yang rajin dan suka membantu orang tua. Aji kurang suka membantu orang
tuanya. Alasannya capek seusai pulang sekolah.
“Arya… nanti sore kita main bola ya!” kata Aji
pada Arya seusai pembelajaran selesai.
“Wah … nanti aku disuruh menjaga adikku, Ibuku mau
pergi arisan. Kita juga ada PR dari Bu Ana kan?” jawab Arya menolak dengan halus.
“Kamu itu payah Ar. Diajak main aja alasannya
macam-macam, PR itu gampang, kerjain aja di sekolah besok pagi. Kamu tau
kan aku selalu mengerjakan di sekolah mencontoh pekerjaan Caca dan tidak pernah
ketahuan Bu Ana,” seru Aji dengan kesal dan berlalu meninggalkan Arya.
Mereka
bergegas menuju rumah masing-masing.
Seperti biasa Arya melaksanakan kewajiban di rumah sebagai seorang anak. Aji sangat jarang membantu pekerjaan orang tua di rumah. Waktu yang ada lebih sering digunakan untuk bermain dan untuk main game.
Keesokan
harinya…
“Caca kog ga ada ya,” bisik Aji dalam
hatinya sambil celingak celinguk seluruh isi kelas. Seperti biasa Aji akan mengerjakan
PR dengan menyalin pekerjaan Caca yang tak lain adalah sepupu Aji. Hari itu
ternyata Caca ijin tidak masuk sekolah karena baru demam.
Sepuluh
menit berlalu, Bu Ana memasuki kelas.
“Assalamu’alaikum anak-anak! Selamat pagi
semuanya,” sapa Bu Ana mengawali pembelajaran pagi itu.
“Waalaikumsallam Bu Ana, selamat pagi,” jawab
anak-anak dengan serentak.
Mereka
memulai pembelajaran dengan doa yang dipimpin oleh Bagus.
“Anak-anak, PR dari Bu Ana kemarin apakah sudah
selesai semua?” tanya Bu Ana kepada semua siswa.
“Sudah Bu Guru,” jawab semua siswa.
“Baiklah… karena hari ini adalah tanggal 3,
maka Bu Guru akan meminta nomor absen 3 yakni Aji untuk maju ke depan menuliskan
di papan tulis hasil pekerjaannya!” kata Bu Ana sambil menatap ke arah Aji.
Degg….
“Wahhh… kog aku yang maju,” kata Aji dengan gugup
karena belum satu nomorpun dikerjakan.
“Ayo Nak… silakan dituliskan jawabanmu!” kata
Bu Ana sambil memberikan spidol kepada Aji.
“Mmm…anu…anu Bu Guru… saa…saya belum mengerjakan
sama sekali,” jawab Aji dengan menunduk tidak berani menatap Bu Ana.
Semua
teman Aji mengejek dan menertawarkan Aji. Aji menjadi malu. Merah padam mukanya.
“Lho… Bu Guru memberikan PR sejak kemarin Nak.
Mengapa belum dikerjakan? Coba jujur pada Bu Guru. Apa ada kendala? Boleh lho
tanya Bu Guru jika ada kendala atau boleh belajar kelompok dengan temanmu,”
kata Bu Ana dengan bijak.
“Maafkan saya Bu Guru. Saya tidak mengerjakan
karena saya kemarin bermain dan main game, tadi malam sudah mengantuk
dan tidur awal” jawab Aji dengan masih menunduk.
“Nahh… sekarang Aji sudah tahu kan apa sebab
dan akibatnya jika terlalu banyak bermain dan tidak disiplin menyelesaikan PR
di rumah. Aji jadi tertinggal dengan teman-temanmu dan ketika Bu Guru minta
untuk giliran maju tidak bisa mengerjakan. Jangan diulangi lagi ya!” kata Bu
Ana menasehati Aji dengan lembut.
Aji
hanya bisa mengangguk dan masih malu karena teman-temannya masih memperhatikan Aji.
“Oh ya Aji.. sesuai kesepakatan kelas kita jika
tidak mengerjakan PR tepat waktu maka kamu mengerjakan PR sebanyak 3 kali ya,
tulis di bukumu!” kata Bu Ana sambil berlalu.
Di
dalam hati Aji menyesali perbuatannya yang tidak disiplin dalam mengerjakan PR.
Akibatnya dia tertinggal dengan teman-temannya dan tidak bisa mengerjakan saat
giliran maju ke depan. Aji juga malu ditertawakan oleh teman-temannya satu kelas.
#30daysreadingastorywithyourkids
#onedayonestory
#week3disiplin
Biodata
:
Nama :
Rofiana
Tempat,
tanggal lahir : Bantul, 24 Juni
1984
Alamat
: Manggung RT 06 Wukirsari Imogiri Bantul DIY
Instansi : SD Negeri Pungkuran Bantul DIY
No
HP : 085725431639
0 Komentar