Subscribe Us

Rofiana SD Negeri Pungkuran by Rofiana Rofiana

Drama Seleksi CPNS 2018#part1

Pada tahun 2018 lalu kuhitung ke-tujuh kalinya saya mengikuti ujian seleksi CPNS. Dari ujian CPNS memakai pensil sampai model CAT sudah saya rasakan. Meskipun berulang kali mengikutinya dan gagal saya tetap berharap untuk tetap ikut seleksi. Jika sebelumnya mendaftar dengan formasi yang minim (Guru PPKn) kali ini formasi yang saya lamar cukup banyak (Guru SD). Untuk mendapatkan ijazah PGSD pun saya harus mengambil S1 lagi dan menghabiskan 10 semester belajar di UT. Kesempatan 2018 ini, pertama kalinya ini saya mengikuti seleksi memakai ijazah PGSD dikarenakan seusai lulus PGSD tahun 2014 kemudian ada moratorium. Kesempatan ke-tujuh ini yang kuanggap dramatis. Mengapa dramatis? Ya..dramatis karena tahun 2018 adalah kesempatan terakhirku untuk bisa mengikuti seleksi ini dari formasi umum. Usiaku yang hampir expired mendekati batas akhir bisa mendaftar. Dalam hatiku bertekad akan menggunakan kesempatan ini dengan sebaik mungkin. Setelah adanya moratorium sekitar hampir 5 tahun, tentu saja tahun 2018 ini akan disambut baik jutaan para pejuang NIP. Begitupun saya, dan tentu saja persaingan akan ketat dengan banyaknya jumlah pelamar. Sedapat mungkin saya persiapkan dengan usaha maksimal sesuai dengan kemampuan, selebihnya berserah pada-Nya. 

Hari yang dinantikan pun tiba. Pagi itu Ahad, 11 November 2018 saya berangkat pagi-pagi menuju lokasi ujian SKD di Graha Wana Bakti Yasa DIY. Sebelumnya pada malam hari tidur pun  tidak bisa nyenyak manyambut datangnya waktu ujian. Pada kartu ujian tertulis waktu ujian pukul 06.30 WIB. Sampai di lokasi segera menuju tempat yang telah ditentukan panitia. Sebelum masuk ujian wajib melakukan registrasi ulang. Tas dititipkan ditempat yang telah disediakan, hanya boleh membawa kartu ujian dan kartu identitas, memakai perhiasanpun disuruh melepas. Kira-kira satu jam kurang untuk proses pra-ujian. Sepanjang menunggu tak henti-hentinya kulantunkan doa dalam hati. Tiba waktu akan memasuki ujian seluruh peserta diperiksa badannya oleh petugas Satpol PP. Memasuki ruang ujian meskipun sebisa mungkin kutenangkan hati dan pikiran tetap saja ada perasaan nerveous semacam mau ijab qabul saja

Di dalam ruang ujian sudah tersedia komputer lengkap dengan pensil dan kertas untuk berhitung. Bismillah..kulangkahkan kaki dan kududukkan tubuh di kursi yang disediakan panitia ujian. Mulailah ku klik satu persatu menu yang ada pada monitor. Suara pengarahan dari pantia mengawali waktu mengerjakan ujian. Kumasukkan nomor ujian dengan teliti. Selesai memasukkan nomor ujian keluarlah soal-soal ujian. Kubuka satu persatu nomor soal, kubaca berulang dan kupahami dengan seksama maksud dari soal yang diberikan. Ada soal yang langsung tahu jawabannya, ada yang ragu-ragu dan ada juga yang tidak tahu jawabannya. Rasanya duduk di kursi panas 90 menit waktu cepat sekali berlalu. Sengaja soal yang hitung menghitung kukerjakan belakangan. Karena akan memakan waktu lama. Bagaimana hasil ujian SKD saya?? Akan saya tuliskan pada postingan berikutnya ya! Tentu saja ada bumbu dramatisnya..


#150katabercerita #AISEIWritingChallange

#Dec4AISEIWritingChallenge


Posting Komentar

4 Komentar