Subscribe Us

Rofiana SD Negeri Pungkuran by Rofiana Rofiana

Duhh...Paijo

 

Sore itu Paijo berulangkali mematutkan diri di depan cermin. Bahagia hatinya tak terkira akan bertemu pujaan hati yang diimpikannya. Paijo tak menyangka ternyata Melati si bunga desa di kampungnya juga menaruh hati padanya. Sungguh merupakan kebahagiaan yang luar biasa mengingat paras Paijo yang di bawah rata-rata dan juga terhitung kurang gaul di kampung. Tempo hari, Melati dengan gamblangnya menyatakan kalau ia juga mencintai Paijo. Meskipun Paijo sudah berulang kali meyakinkan, Melati tetap berkata kalau ia juga mencintai Paijo. Bahkan Melatilah yang berinisiatif mengajak bertemu di taman pinggir desa sore ini.

Paijo sudah tidak sabar mengayuh sepedanya. Kemudian ia memacu sepedanya dengan kecepatan kencang, khawatir kekasih hatinya terlalu lama menunggu. Kurang dari 15 menit Paijo telah sampai di lokasi yang telah disepakati.

Di sebuah kursi panjang di tengah taman, sudah duduk gadis cantik berparas ayu yang tak lain adalah Melati. Hati Paijo berdetak kencang. Ia pun bergegas memberanikan diri untuk segera duduk di sebelah Melati. Senyum yang tersungging di bibir manis Melati semakin menambah kegugupan hati Paijo. Melati menganggukkan kepala tanda ia setuju jika Paijo duduk di sebelahnya. Kedua insan yang dimabuk asamara tersebut saling melempar pandang, juga senyuman. Melati pun kembali mengungkapkan perasaan cintanya pada Paijo. Paijo pun sedikit memberanikan diri untuk menggenggam tangan Melati yang halus dan wangi. Belum sampai Paijo mencium tangan tersebut Paijo mendengar suara khas Emaknya yang cempreng. “Paijoo, cepat bangun! Sudah siang. Bantu Emak ke sawah untuk memanen padi!”  


#150katabercerita  #AISEIWritingChallenge

#Jan17AISEIWritingChallenge


Posting Komentar

2 Komentar